GARUT – 30 petani dan pelaku usaha pertanian asal Kabupaten Garut resmi diberangkatkan ke Brebes, Jawa Tengah, untuk mengikuti Pelatihan Hulu-Hilir Bawang Merah. Pelepasan peserta dilakukan langsung oleh Bupati Garut, H. Abdusy Syakur Amin, di halaman Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, pada Jumat (10/10).
Pelatihan yang akan berlangsung selama lima hari ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan petani dalam pengelolaan komoditas bawang merah, mulai dari budidaya hingga proses pasca panen. Program ini juga menjadi bagian dari strategi daerah dalam menekan inflasi, meningkatkan kesejahteraan petani, serta memperluas diversifikasi usaha pertanian.
Bupati Syakur dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan sekadar kegiatan teknis, tetapi juga momentum bagi petani Garut untuk belajar langsung dari daerah yang telah berhasil menjadi sentra nasional bawang merah.
“Brebes dikenal sebagai penghasil bawang merah terbaik di Indonesia. Kita ingin para peserta membawa pulang ilmu dan pengalaman yang bisa diterapkan di Garut agar hasil produksi meningkat dan harga tetap stabil,” ujar Syakur.
Ia juga memberikan motivasi kepada para peserta agar mengikuti pelatihan dengan penuh semangat dan kesungguhan.
“Manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Serap ilmu dari para pembina, bertanya sebanyak-banyaknya, dan jadikan pengalaman ini bekal untuk mengembangkan pertanian di Garut,” pesannya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman menjelaskan bahwa pemilihan Brebes sebagai lokasi pelatihan didasarkan pada keberhasilannya dalam menerapkan sistem pertanian bawang yang efektif dan berkelanjutan.
“Brebes menjadi contoh karena sudah terbukti dalam hal pengelolaan bawang merah dari hulu ke hilir. Kami ingin peserta belajar langsung dari petani di sana untuk kemudian menerapkan metode serupa sesuai kondisi lahan di Garut,” jelas Haeruman.
Ia menambahkan, perbedaan karakteristik lahan justru menjadi tantangan tersendiri bagi petani Garut. Jika Brebes mengandalkan lahan sawah, maka Garut memiliki potensi besar di lahan kering dataran tinggi yang cocok untuk pengembangan komoditas hortikultura.
“Dengan teknik budidaya yang tepat, lahan kering Garut bisa menghasilkan bawang merah berkualitas tinggi dan berdaya saing,” ungkapnya.
Salah satu peserta pelatihan, Muhammad Jambul Ulum, petani muda asal Pasirwangi, menyampaikan rasa bangganya bisa ikut serta dalam program ini.
“Ini kesempatan berharga untuk belajar langsung dari daerah penghasil bawang merah terbaik. Semoga ilmu yang kami dapat bisa meningkatkan kualitas dan kesejahteraan petani Garut,” ujarnya penuh semangat.
Program pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi Garut untuk memperluas pengembangan komoditas bawang merah sebagai sumber ekonomi baru di sektor pertanian dan memperkuat ketahanan pangan daerah. (Udin)
0 Komentar