GARUT – Sejumlah warga di Kabupaten Garut mengusulkan agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini difokuskan untuk pelajar dan santri, dapat diperluas penerimaannya hingga mencakup pekerja sektor informal seperti pengayuh becak, kusir delman, sopir angkot, pedagang kecil, hingga kuli pasar.
Usulan tersebut muncul dari sejumlah masyarakat yang menilai bahwa kelompok pekerja harian juga layak mendapatkan perhatian pemerintah karena mereka bekerja keras setiap hari namun kerap menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi yang layak.
Salah seorang warga, Ujang (47), yang berprofesi sebagai pengayuh becak mengatakan bahwa program MBG merupakan langkah baik dari pemerintah. Namun, menurutnya, banyak pekerja kecil yang juga membutuhkan dukungan serupa.
“Anak sekolah bagus dikasih makan gratis, biar sehat dan semangat belajar. Tapi kami juga di jalan tiap hari, kadang makan pun seadanya. Kalau bisa, kami juga dikasih jatah makan bergizi, walau seminggu sekali, supaya kuat kerja,” ujarnya, Sabtu (11/10).
Hal senada disampaikan Asep (50), seorang sopir angkot. Ia menilai, pekerja harian seperti dirinya kerap melewatkan makan karena penghasilan tidak menentu.
“Kadang narik dari pagi sampai sore cuma dapat sedikit, jadi makan pun kadang telat. Kalau program ini bisa menyentuh kami juga, pasti sangat membantu,” ungkapnya.
Sementara itu, Dadan (42), seorang kuli pasar di Pasar Ciawitali, menambahkan bahwa bantuan makanan bergizi bagi pekerja harian bisa menjadi bentuk perhatian sosial dari pemerintah daerah.
“Kalau pekerja kayak kami dikasih makan bergizi, minimal sekali dua kali seminggu, itu udah luar biasa. Karena kami kerja berat, tapi jarang makan makanan yang benar-benar sehat,” katanya.
Ia berharap agar pemerintah dapat mempertimbangkan skema khusus MBG bagi pekerja sektor informal, misalnya dengan menggandeng warung makan atau UMKM lokal untuk menyediakan menu bergizi dengan harga subsidi.
Menurutnya, langkah tersebut tidak hanya membantu kesejahteraan para pekerja kecil, tetapi juga dapat menggerakkan ekonomi lokal dan memperluas dampak positif program nasional tersebut.
“Kalau bisa libatkan warung-warung kecil di sekitar pasar atau terminal. Jadi semua ikut merasakan manfaatnya, yang makan dapat gizi, yang jualan juga dapat rezeki,” ujar Dadan.
Dadan berharap, usulan ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Garut maupun pemerintah pusat agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya menyentuh dunia pendidikan, tetapi juga menyapa masyarakat kecil yang setiap hari bekerja keras untuk menghidupi keluarga. (Adam)
0 Komentar